LIPID (Pemisahan Kolesterol dalam Makanan)
Lipid merupakan
komponen jaringan yang heterogen dan penggolongannya didasarkan atas
kelarutannya dalam pelarut-pelarut lemak, seperti eter dan lain-lain. Sedangkan
komponen-komponen campuran lipid dapat
difraksionasi lebih lanjut dengan menggunakan perbedaan kelarutannya dalam
berbagai pelarut organik. Sebagai contoh, fosfolipid dapat dipisahkan dari
sterol dan lemak netral atas dasar ketidaklarutannya dalam aseton, demikian
pula dengan kolesterol.
Dari sebutir merah telur dapat dihasilkan 50 – 75 mg kolesterol. kolesterol adalah
salah satu sterol yang penting dan terdapat banyak di alam. Dari rumus kolesterol dapat
di lihat bahwa gugus hidroksil yang terdapat pada atom C nomor 3 mempunyai
posisi beta oleh karena dihubungkan oleh garis penuh.
Kolesterol dan lipid lainnya
diangkut dalam darah ke sasaran spesifik oleh beberapa macam lipoprotein.
Triasilgliserol yang dikeluarkan dari usus halus diangkut oleh kilomikron dan
kemudian di hidrolisis oleh lipase yang terdapat dinding kapiler di jaringan
sasaran. kolesterol dan
berbagai macam lipid lainnya
yang berlebihan di hati, diangkut dalam bentuk lipoprotein berdensitas sangat
rendah (VLDL) setelah
mengeluarkan triasilgliserol ke jaringan adiposa dan jaringan perifer
lainnya, VLDL berubah
menjadi lipoprotein berdensitas antara (IDL) selanjutnya di ubah menjadi
lipoprotein berdensitas rendah (LDL). IDL dan LDL mengangkut
ester kolesterol terutama
kolesterol linoleat. LDL akan
diambil oleh hati dan sel jaringan perifer dengan cara endositosis yang
diperantarai oleh reseptor. Reseptor LDL yang merupakan suatu protein yang
terdapat pada membran plasma sel sasaran, mengikat LDL dan juga berperan
memasukkan LDL ke
dalam sel. Apabila tidak terdapat reseptor LDL pada penderita
hiperkolesterolemia akan terjadi tipe homozigot, peningkatan kadar
LDL-kolesterol plasma, penumpukan kolesterol pada
dinding pembuluh darah dan serangan jantung pada masa kanak-kanak. Apolipoprotein
B yang merupakan suatu protein yang sangat besar, merupakan
komponen struktural kunci pada kilomikron, VLDL, dan LDL.
Kolesterol terdapat
pada hampir semua sel hewan dan semua manusia. Pada tubuh manusia kolesterol terdapat
dalam darah, empedu, kelenjar adrenal bagian luar (adrenal cortex) dan jaringan
syaraf. Mula-mula kolesterol diisolasi dari batu empedu karena kolesterol ini
merupakan komponen utama batu tersebut. kolesterol dapat
larut dalam pelarut lemak, misalnya eter, kloroform, benzena dan alkohol panas.
Apabila tidak terdapat dalam konsentrasi tinggi, koleterol mengkristal dalam
bentuk kristal yang tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau, dan tidak
mempunyai titik lebur 150 – 1510C. Endapan kolesterol apabila terdapat dalam
pembuluh darah dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah karena dinding
pembuluh darah menjadi makin tebal. Hal ini mengakibatkan juga berkurangnya
elastisitas atau kelenterun pembuluh darah. Dengan penyempitan pembuluh darah
dan berkurangnya kelenturan pembuluh darah, maka aliran darah terganggu dan
untuk mengatasi gangguan ini jantung harus memompa lebih keras. Hal ini berarti
jantung harus lebih keras daripada biasanya.
Adanya kolesterol dapat
ditentukan dengan menggunakan beberapa reaksi warna. Salah satu diantaranya
adalah reaksi Salkowski. Apabila kolesterol dilarutkan dalam kloroform dan
larutan ini dituangkan di atas larutan asam sulfat pekat dengan hati-hati, maka
bagian asam berwarna kekuningan dengan fluorosensi hijau bila dikenai cahaya.
Bagian kloroform akan berwarna biri dan yang berubah menjadi merah dan ungu.
Larutan kolesterol dalam
kloroform bila ditambah anhidrida asam asetat dan asam sulfat pekat, maka
larutan tersebut mula-mula akan berwarna merah kemudian biru dan hijau. Ini
disebut reaksi
Liebermann Burchard. Warna hijau yang terjadi ini sebanding dengan
konsentasi koleterol. Karenanya reaksi
Liebermann Burchard dapat digunakan untuk menentukan kolesterol
secara kuantitatif. Dalam darah manusia normal terdapat antara 150-200 miligram
tiap 100 ml buah.
Bila sterol (kolesterol) dengan konfigurasi tidak jenuh di dalam molekulnya
direaksikan dengan asam kuat dalam kondisi bebas air, maka akan memberikan
warna yang karakteristik. Warna yang dihasilkan bervariasi dengan kondisi
percobaan. Mekaisme reaksinya menurut salah satu teori adalah mula-mula
dibentuk kompleks senyawa yang teraktifasi, diikuti dengan agregasi beberapa
molekul menghasilkan sistem terkonyugasi. Senyawa-senyawa kromofor yang
dihasilkan berlaku seperti indikator asam-basa. Baik uji Salkowski maupun
Liebermann-Burchard akan memberikan hasil yang baik, bila alat-alat gelas,
reagen-reagen dan senyawa-senyawa yang akan diuji berada dalam keadaan kering
Post a Comment for "LIPID (Pemisahan Kolesterol dalam Makanan)"