Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Muatan Listrik pada Partikel Koloid

Muatan Listrik pada Partikel Koloid

Pada topik ini, kita akan membahas muatan listrik pada partikel koloid. Mari kita ingat kembali pelajaran yang telah lalu agar memudahkan kita dalam mempelajari topik ini.

Koloid merupakan sistem dispersi yang ukuran partikelnya lebih besar dari larutan, tetapi lebih kecil dari suspensi (campuran kasar). Sistem dispersi terdiri atas fase terdispersi dan medium pendispersi.

 

Pengelompokan sistem koloid dibagi delapan kelompok, yaitu sebagai berikut.

1.      Aerosol padat, contoh: asap dan debu.

2.      Sol, contoh: cat dan tinta.

3.      Sol padat, contoh: kaca berwarna dan paduan logam.

4.      Aerosol cair, contoh: awan dan kabut.

5.      Emulsi, contoh: susu dan santan.

6.      Emulsi padat, contoh: keju dan mentega.

7.      Buih, contoh: buih sabun dan krim.

8.      Buih padat, contoh: batu apung dan karet busa.

 

        Apakah kalian sudah ingat kembali tentang pengertian koloid dan pengelompokannya tersebut? Baiklah, selanjutnya mari kita membahas tentang muatan listrik pada partikel koloid.

 

Muatan Listrik pada Partikel Koloid

Partikel koloid dapat bermuatan listrik disebabkan sifat-sifatnya. Sifat-sifat tersebut diantaranya sebagai berikut.

1.      Adsorpsi

Adsorpsi adalah peristiwa penyerapan muatan oleh permukaan partikel-partikel koloid. Adsorpsi terjadi karena kemampuan partikel koloid untuk menarik partikel-partikel kecil. Jika partikel-partikel koloid mengadsorpsi ion yang bermuatan positif pada permukaannya, maka koloid tersebut menjadi bermuatan positif. Contohnya sol Fe(OH)₃ dalam air mengadsorpsi ion H+ sehingga bermuatan positif. Demikian sebaliknya, jika partikel-partikel koloid mengadsorpsi ion yang bermuatan negatif pada permukaannya, maka koloid tersebut bermuatan negatif. Contohnya sol As₂S₃ mengadsorpsi ion S2- sehingga bermuatan negatif. Partikel koloid juga dapat mengadsorpsi molekul netral.

Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat adsorpsi yaitu sebagai berikut.

a.       Massa partikel koloid cukup besar.

b.      Permukaan partikel koloid cukup luas.

2.      Elektroforesis

Elektroforesis adalah proses berpindahnya partikel koloid karena pengaruh medan listrik. Elektroforesis digunakan untuk menentukan muatan partikel koloid. Pada sistem koloid, dimasukkan dua elektrode yang dihubungkan dengan sumber arus listrik. Partikel koloid yang bermuatan positif akan menuju ke elektrode negatif (katode) dan partikel koloid yang bermuatan negatif akan menuju ke elektrode positif (anode). Prinsip kerja elektroforesis digunakan untuk mengurangi gangguan partikel dari asap hasil industri dengan alat cottrel.

 

3.      Koagulasi

Koagulasi adalah peristiwa penggumpalan partikel koloid. Koagulasi disebabkan karena terlepasnya muatan listrik dari partikel-partikel koloid sehingga antar partikel-partikel koloid mudah bergabung. Peristiwa terjadinya koagulasi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.

a.       Fisika (mekanik): pemanasan, pendinginan, pengadukan, dan pengubahan tekanan yang menyebabkan molekul air di sekitar partikel koloid berkurang. Partikel-partikel koloid ini akan saling bergabung membentuk partikel yang berukuran lebih besar, kemudian mengendap.

Contoh: telur ayam yang direbus akan menggumpal akibat pemanasan.

b.      Kimia: penambahan zat elektrolit yang berbeda muatan dengan muatan koloid. Zat elektrolit yang ditambahkan akan menarik ion-ion yang menyelubungi partikel-partikel koloid sehingga akan menggumpal.

Contoh: susu yang dicampur larutan jeruk nipis akan menggumpal.

c.       Elektroforesis: koloid yang bermuatan positif akan tergumpalkan di elektrode negatif, sedangkan koloid yang bermuatan negatif akan tergumpalkan di elektrode positif.

Contoh: koloid Fe(OH)₃ yang bermuatan positif jika dicampurkan dengan koloid As₂S₃ yang bermuatan negatif akan menggumpal. 

Post a Comment for "Muatan Listrik pada Partikel Koloid"