Larutan Elektrolit Kuat dan Elektrolit Lemah
Larutan Elektrolit Kuat dan Elektrolit Lemah
Pada topik sebelumnya, kalian telah belajar tentang ciri-ciri larutan
elektrolit dan nonelektrolit. Kalian juga telah mengetahui cara menentukan
sifat daya hantar listrik beberapa larutan melalui percobaan sederhana. Salah
satu gejala yang kalian amati dalam percobaan uji daya hantar listrik adalah
nyala lampu. Pada kenyataannya, nyala lampu yang dihasilkan pada beberapa
larutan yang dapat menghantarkan arus listrik ternyata berbeda. Pengujian
larutan garam dapur menunjukkan lampu dapat menyala dengan terang, sedangkan
pada larutan asam cuka, nyala lampu redup. Mengapa hal ini bisa terjadi? Ayo
temukan jawabannya pada topik ini.
Larutan Elektrolit Kuat dan
Elektrolit Lemah
Daya hantar listrik
larutan elektrolit ditentukan oleh banyak sedikitnya ion yang terjadi oleh
proses ionisasi. Semakin banyak jumlah ion di dalam larutan, maka daya hantar
listriknya semakin kuat. Sebaliknya, semakin sedikit jumlah ion di dalam larutan,
maka daya hantar listriknya semakin lemah. Banyak sedikitnya elektrolit yang
terionisasi dinyatakan dengan derajat ionisasi (α), yaitu perbandingan antara
jumlah zat yang terionisasi dengan jumlah zat mula-mula.
Dari rumus tersebut, dapat disimpulkan beberapa hal berikut.
Semakin besar derajat ionisasi, semakin banyak zat yang terurai.
Artinya, sifat elektrolit semakin kuat.
Semakin kecil derajat ionisasi, semakin sedikit zat yang terurai.
Artinya, sifat elektrolit semakin lemah.
Jenis-Jenis Larutan
Elektrolit
Berdasarkan daya hantar listrik pada larutan, larutan elektrolit dibagi
menjadi 2 yaitu:
1.
Elektrolit Kuat
Elektrolit kuat adalah larutan elektrolit yang dapat
menghantarkan arus listrik dengan baik. Hal ini disebabkan oleh zat-zat
elektrolit kuat dalam larutannya terionisasi sempurna, sehingga jumlah ion
dalam larutan relatif banyak. Oleh karena mengalami ionisasi sempurna, maka
elektrolit kuat memiliki derajat ionisasi sama dengan 1 (α = 1). Larutan
yang termasuk elektrolit kuat adalah:
a.
Larutan asam kuat, seperti HCl, HBr, HNO₃, dan H₂SO₄.
b.
Larutan basa kuat, seperti NaOH, KOH, dan Ba(OH)₂.
c.
Larutan garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat, seperti NaCl
dan Na₂SO₄.
Reaksi ionisasi elektrolit kuat merupakan reaksi satu arah
(irreversible). Reaksi ini digambarkan dengan satu arah panah ke kanan (→).
Contoh :
HCl → H⁺ + Cl⁻
NaOH → Na⁺ + OH⁻
NaCl → Na⁺ + Cl⁻
Ba(OH)₂ → Ba²⁺ +
2OH⁻
Melalui uji daya hantar listriknya, larutan elektrolit kuat
menghasilkan nyala lampu terang dan banyak gelembung gas. Hal ini disebabkan
oleh potensial listrik yang dihasilkan kuat sehingga banyak mengubah zat
terlarut menjadi gas.
2.
Elektrolit Lemah
Elektrolit lemah adalah larutan elektrolit yang kurang baik
dalam menghantarkan arus listrik. Hal ini disebabkan oleh zat-zat elektrolit
lemah dalam larutannya terionisasi sebagian, sehingga menghasilkan ion yang
sedikit. Akibatnya, arus listrik tidak dapat dihantarkan dengan sempurna. Oleh
karena mengalami ionisasi sebagian, maka elektrolit lemah memiliki derajat
ionisasi lebih dari 0 kurang dari 1(0 < α < 1). Larutan yang
termasuk elektrolit lemah adalah:
a.
Larutan asam lemah, seperti CH₃COOH, H₃PO₄, dan HF
b.
Larutan basa lemah, seperti NH₄OH dan Al(OH)₃
Reaksi ionisasi elektrolit kuat merupakan reaksi
bolak-balik (reversible). Reaksi ini digambarkan dengan arah panah bolak balik
(↔). Contoh:
CH₃COOH ↔ CH₃COO⁻ +
H⁺
NH₄OH ↔ NH₄⁺ + OH⁻
HF ↔ H⁺ + F⁻
Melalui uji daya hantar listriknya, larutan elektrolit
lemah menghasilkan nyala lampu redup atau lampu tidak menyala dan sedikit
gelembung gas. Hal ini disebabkan oleh potensial listrik yang dihasilkan sangat
lemah, sehingga hanya sedikit zat terlarut yang diubah menjadi gas.
Perbedaan antara larutan elektrolit kuat dan elektrolit
lemah ditunjukkan oleh tabel berikut.
Kalian tentu telah memahami dengan baik topik ini. Agar pemahaman kalian bertambah, yuk kerjakanlatihan soal-soal yang ada.
Post a Comment for "Larutan Elektrolit Kuat dan Elektrolit Lemah "