Efek Tyndall yang dapat Ditemukan dalam Kehidupan Sehari-Hari
Efek Tyndall – Pada topik kali ini, kita akan membahas efek tyndall. Sebelum kita membahas topik ini, mari terlebih dahulu kita ingat kembali pengertian koloid dan pengelompokannya.
Koloid merupakan sistem dispersi yang ukuran partikelnya lebih besar daripada
larutan, tetapi lebih kecil daripada suspensi (campuran kasar). Contoh koloid
adalah susu, agar-agar, mentega, asap, keju, cat, dan batu apung. Pengelompokan
sistem koloid dibagi menjadi 8 kelompok, yaitu aerosol padat, sol, sol padat,
aerosol cair, emulsi, emulsi padat, buih, dan buih padat.
Sistem koloid mempunyai sifat khas yang berbeda dengan sistem dispersi
lainnya. Sifat koloid yang khas tersebut antara lain efek tyndall, gerak brown,
adsorpsi, elektroforesis, dialisis, dan koagulasi.
Apakah kalian sudah ingat kembali tentang pengertian koloid dan
pengelompokannya? Baiklah, selanjutnya mari kita membahas tentang salah satu
sifat koloid, yaitu efek tyndall.
Efek Tyndall
Pernahkah kalian melihat debu beterbangan dalam ruangan gelap yang
disinari seberkas cahaya? Hal ini disebabkan oleh sifat partikel-partikel debu
yang merupakan aerosol padat dapat memantulkan dan menghamburkan sinar
matahari. Gejala ini ditemukan oleh John Tyndall pada tahun 1869
sehingga disebut efek Tyndall. Efek Tyndall adalah peristiwa penghamburan
cahaya oleh partikel koloid. Efek Tyndall dapat digunakan untuk membedakan
koloid dengan larutan. Pada koloid, partikel-partikelnya cukup besar sehingga
menghamburkan cahaya (didispersikan). Adapun pada larutan, partikel-partikelnya
sangat kecil sehingga tidak menghamburkan cahaya (cahaya diteruskan).
Efek Tyndall dapat ditemukan
dalam kehidupan sehari-hari, misalnya pada contoh-contoh berikut ini.
1. Asap rokok di gedung bioskop
membuat sorot lampu proyektor terlihat jelas sehingga gambar film yang
ditayangkan menjadi tidak jelas.
2.
Sorot lampu mobil tampak jelas
pada daerah yang berkabut.
3.
Cahaya matahari akan terlihat
jelas di antara celah daun pepohonan pada daerah yang berkabut.
4. Langit berwarna biru pada siang
hari. Hal ini disebabkan karena penghamburan cahaya matahari oleh
partikel-partikel koloid di angkasa. Selain itu, tidak semua frekuensi sinar
matahari dihamburkan dengan intensitas yang sama. Pada saat siang hari,
matahari tepat berada di atas kita sehingga hamburan cahaya matahari frekuensi
tinggilah yang banyak diterima mata kita. Akibatnya langit terlihat berwarna
biru.
5. Langit berwarna jingga saat
matahari mulai terbenam. Pada saat matahari hampir terbenam, hamburan cahaya
matahari frekuensi rendah yang banyak diterima mata kita sehingga langit
terlihat berwarna jingga.
6. Bumi tetap terasa hangat pada saat
malam hari meskipun tidak ada matahari. Menurut hasil pengukuran spectrophotometer
tyndall, gas-gas memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam menyerap panas.
Gas-gas yang mempunyai kemampuan menyerap panas yang tinggi dapat menyimpan
panas dan menyelubungi bumi sehingga kita tetap merasa hangat pada malam hari.
Post a Comment for "Efek Tyndall yang dapat Ditemukan dalam Kehidupan Sehari-Hari"