Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Cara Pembuatan Koloid

Cara Pembuatan Koloid – Pada topik kali ini, kita akan membahas cara pembuatan koloid. Sebelumnya mari kita mengingat kembali topik yang telah lalu agar memudahkan kita dalam mempelajari topik ini.

Koloid merupakan sistem dispersi yang ukuran partikelnya lebih besar dari larutan, tetapi lebih kecil dari suspensi (campuran kasar). Sistem dispersi terdiri atas fase terdispersi dan medium pendispersi. Pengelompokan sistem koloid dibagi ke dalam 8 kelompok, yaitu aerosol padat, sol, sol padat, aerosol cair, emulsi, emulsi padat, buih, dan buih padat.

Sistem koloid mempunyai sifat khas yang berbeda dengan sistem dispersi lainnya. Sifat koloid yang khas antara lain yaitu efek tyndall, gerak brown, adsorpsi, elektroforesis, dialisis, dan koagulasi.

Apakah kalian sudah ingat kembali? Baiklah selanjutnya mari kita bahas cara pembuatan koloid.

Cara Pembuatan Koloid 

Ukuran partikel koloid terletak di antara larutan dan suspensi. Oleh karena itu, pembuatan koloid dapat dilakukan dengan cara memperbesar partikel larutan atau memperkecil partikel suspensi.

Cara pembuatan koloid terbagi atas dua yaitu sebagai berikut.

1.      Cara dispersi, yaitu partikel yang lebih besar dipecah menjadi partikel berukuran koloid.

a.       Dispersi langsung (mekanik): pembuatan koloid dengan cara memperkecil atau menghaluskan partikel kasar, kemudian didispersikan pada medium yang sesuai. Ukuran partikel dapat diperkecil dengan cara menggiling atau menggerusnya sampai ukuran tertentu.
Contoh: pembuatan sol belerang dengan cara menghaluskan serbuk belerang dan gula pasir, kemudian dicampur dengan air.

b.      Busur bredig : pembuatan koloid yang khusus digunakan untuk pembuatan sol logam. Proses ini dilakukan dengan cara meletakkan logam yang akan dikoloidkan pada kedua ujung elektroda, kemudian diberi arus listrik yang cukup kuat sehingga terjadi loncatan bunga api listrik. Loncatan bunga api listrik tersebut mengakibatkan logam menguap. Uap logam akan terdispersi ke dalam air membentuk sol logam.

c.       Peptisasi: pembuatan koloid dari partikel kasar atau suatu endapan dengan bantuan zat pemecah (pemeptisasi).
Contoh: partikel tepung dipeptisasi oleh air menjadi koloid agar-agar.

d.      Homogenisasi: pembuatan koloid dengan cara mencampurkan partikel kasar dan air ke dalam mesin homogenisasi sehingga partikel kasar tersebut seukuran dengan partikel koloid.
Contoh: pada pabrik obat, emulsi obat dilakukan melalui proses homogenisasi dengan menggunakan mesin homogenisasi.

2.      Cara kondensasi, yaitu mengubah suatu larutan menjadi partikel koloid.

a.       Reaksi redoks: reaksi yang melibatkan perubahan bilangan oksidasi.
Contoh: pembuatan sol belerang dengan cara mengalirkan gas H₂S ke dalam larutan SO₂.

2 H₂S(g) + SO₂(aq) → 2 H₂O(l) + 3 S(s)

b.      Reaksi hidrolisis: pada umumnya reaksi yang digunakan untuk membuat koloid-koloid basa dari suatu garam yang dihidrolisis yaitu direaksikan dengan air.
Contoh: pembuatan sol Fe(OH)₃ dengan cara memanaskan larutan FeCl₃.

FeCl₃(aq) + 3 H₂O(l) → Fe (OH)₃(s) + 3 HCl(aq)

c.     Pertukaran ion: pada umumnya untuk membuat koloid dari zat-zat yang sukar larut (endapan) yang dihasilkan pada reaksi kimia.
Contoh: Gas H₂S dialirkan pada larutan arsen ( III ) oksida akan terbentuk sol As₂S₃.

3 H₂S(g) + As₂O₃( aq ) → As₂S₃(s) + 3 H₂O(l)

d.      Penggantian pelarut: pembuatan koloid dengan cara mengganti medium pendispersi sehingga fase terdispersi yang larut menjadi partikel koloid.
Contoh: larutan jenuh kalsium asetat dicampur dengan alkohol akan terbentuk koloid kalsium asetat yang berupa gel.

Post a Comment for "Cara Pembuatan Koloid"