Entropi : Derajat Ketidakaturan Suatu Sistem
Dalam kehidupan
sehari-hari, kita sering melihat melelehnya es menjadi air . Dari peristiwa
tersebut dapat kita simpulkan bahwa es itu mengalami perubahan wujud atau fasa.
Perubahan yang di maksud adalah perubahan dari wujud padat menjadi cair, hal
ini karena untuk zat apapun baik itu zat padat, cair, atau gas yang memiliki
nilai entropi paling besar adalah zat gas dan yang paling kecil adalah zat
padat. Mengapa demikian?
Hal ini karena
struktur partikel dalam zat padat itu lebih teratur ketimbang zat cair dan gas
. Sehingga urutan nilai entropinya adalah Spadat < Scair < Sgas.
Simpulannya maka entropi mampu menjelaskan banyaknya atom, molekul, atau atom
yang bermuatan (ion) yang bekerja secara tidak teratur dalam suatu sistem
tertentu. Entropi : Derajat Ketidakaturan Suatu Sistem
Konsep Entropi
Entropi
merupakan sifat atau kuantitas (ukuran) termodinamika (sebuah ilmu fisika atau
kimia fisika yang mendasari terjadi tidaknya suatu reaksi) untuk memprediksikan
kespontanan suatu proses di lihat dari ukuran ketidakaturan atau keacakan
sistem tersebut. Entropi biasa di lambangkan dengan S dan merupakan fungsi
keadaan.
Dalam pemahaman
Entropi : Derajat Ketidakaturan Suatu Sistem, entropi dapat dianalogikan dengan
proses ekspansi gas ideal ke dalam vakum. Misalkan ada dua bola kaca yang
identik dan terhubung oleh cerat. Pada kondisi awal, bola kiri memiliki gas
ideal pada tekanan (P) 1 atm, dan bola kanan tidak memiliki tekanan (P) atau di
kosongkan. Ketika cerat di buka, gas ideal berekspansi atau menyebar ke dalam
bola kosong.
Proses ekspansi
atau penyebaran molekul-molekul pada gas ideal tidak di sebabkan oleh
menurunnya sistem ke keadaan energi yang lebih rendah. Dengan kata lain
perpindahannya di pengaruhi oleh suhu (T) bukan oleh tekanan (P). Serta konsep
mudahnya adalah molekul-molekul gas cenderung menyebar ke volume yang besar
atau yang belum terisi molekul dengan tekanan rendah namun dalam keadaan energi
sistem yang sama. Karena setiap gas yang berekspansi atau menyebar memiliki
lebih banyak tingkat energi translasi (energi gerak yang linier atau lurus).
Proses ekspansi
atau penyebaran molekul-molekul pada gas ideal tidak di sebabkan oleh
menurunnya sistem ke keadaan energi yang lebih rendah. Dengan kata lain
perpindahannya di pengaruhi oleh suhu (T) bukan oleh tekanan (P). Serta konsep
mudahnya adalah molekul-molekul gas cenderung menyebar ke volume yang besar
atau yang belum terisi molekul dengan tekanan rendah namun dalam keadaan energi
sistem yang sama. Karena setiap gas yang berekspansi atau menyebar memiliki
lebih banyak tingkat energi translasi (energi gerak yang linier atau lurus).
Hubungan Entropi dengan Kespontanan
Entropi
berfungsi untuk memprediksikan kespontanan suatu proses. Semakin tinggi entropi
maka besar kemungkinan suatu proses akan mengalami proses spontan secara
matematisnya ∆S > 0 . Proses spontan merupakan proses yang tidak ada campur
tangan atau bantuan dari agen luar dengan kata lain mengalami proses sendiri.
Namun entropi pun akan tetap nilainya jika dalam keadaan setimbang atau ∆S = 0.
Sehingga entropi
memiliki nilai khas untuk tekanan, suhu, dan komposisinya di tentukan. Maka
dari sinilah muncul yang namanya perubahan entropi. Perubahan entropi ini (∆S)
adalah adanya perbedaan entropi antara dua keadaan sistem dan memiliki nilai
yang khas. Perubahan entropi juga sangat berperan dalam kespontanan reaksi dan
juga sebagai penentu atau menjadi standar dalam kespontanan suatu proses.
Secara matematis
dapat di tuliskan :
∆S = Sf – Si ,
dengan :
∆S = Perubahan
entropi (J/K)
Sf = Entropi
pada keadaan akhir
Si = Entropi
pada keadaan awal
Sehingga jika Sf
> Si maka akan menyebabkan ∆S > 0 dan entropi atau derajat ketidakaturan
pun akan naik.
Pengaruh Kalor dan Suhu
Adapun dalam
perubahan entropi dapat di dasarkan pada kalor (q) dan suhu (T). Yang mana
kedua elemen ini nantinya dapat mempengaruhi ketersediaan tingkat energi bagi
partikel yang sangat kecil dalam sistem. Hubungan kedua elemen tersebut dengan
entropi dapat di tuliskan:
∆S
= qrev / T
Keterangan :
T = suhu (K)
qrev = kalor
reversible atau kalor bolak balik (J)
Dengan simpulan
bahwa ∆S berbanding lurus dengan kalor sehingga ketika energi di tambahkan pada
sistem maka semakin banyak tingkat energi yang ada bagi partikel tersebut. Dan
juga meningkatnya T dapat meningkatkan ketersediaan tingkat energi.
Maka secara
otomatis dapat di simpulkan bahwa ada beberapa kondisi yang dapat menyebabkan
peningkatan entropi , diantaranya :
a). Cairan jenuh
atau murni ( cairan yang terbentuk dari padatan )
b). Gas (g) yang
terbentuk dari padatan (s) atau cairan (l) .
c). Meningkatnya
molekul gas sebagai akibat dari reaksi kimia.
d). Meningkatnya
suhu (T) .
Daftar
Pustaka :
Chang.R., 2004.
Konsep-konsep Inti Edisi Ketiga Jilid Kedua. Jakarta; Erlangga
Petrucci.,
Harwood., Herring., dan Madura. 2008. Kimia Dasar Prinsip-Prinsip dan Aplikasi
Modern Edisi Kesembilan Jilid Ketiga. Jakarta; Erlangga
Post a Comment for "Entropi : Derajat Ketidakaturan Suatu Sistem"